Rabu, 18 Maret 2015

Perjalanan Ku

Perjalanan ku
By Rainy Zikri
Write 19.03.'15

Aku berada di dunia kecilku sendiri dalam senyap dan hening seakan telingaku kedap tanpa suara

Aku diantara hati dan jantung yang kosong tanpa penghuni seakan tidak ada organ lain didalamnya bahkan paru paruku hampa udara

Aku berjalan tanpa arah yang pasti menapaki garis yang putih seakan itu markah jalan yang tiada putus nya....entah sampai kapan tiba di sebuah simpang agar aku dapat berhenti untuk menentukan apakah aku akan ke kanan atau kekiri ataukah terus tanpa garis yang pasti

Aku seperti layang layang yang  benangnya putus dari pegangan tertiup angin dan terbang melayang entah kemana....mengikuti hembusan nya

Jika aku akhirnya menyangkut diatas ranting pohon aku akan terus tergantung hingga kertas yang membalutku robek robek dan hancur karena hujan panas dan tusukan ranting ranting tajam
Nelangsa lah aku diatas sana hingga menghilang

Jika aku akhirnya mendarat di tanah yang lapang aku akan berada disana dalam kesunyian yang panjang hingga akhirnya kertasku pun menjadi lusuh dan melapuk didera hujan dan panas tanpa ada atap yang menaunginya. Akhirnya aku menghilang menjadi  serbuk beterbangan

Jika aku mendarat di atas aliran sungai aku akan ikut mengalir bersama air yang akan membawaku ke lautan
Kertasku akan menjadi perahu, rangkaku akan menjadi tiang layar dan aku berlayar sampai keseberang pulau hingga terdapar dipantai yang ombaknya tenang.

Perahu kertas ku menepi di antara pasir dan batu karang hingga tak lagi dapat berlayar ke mana pun
Aku benar benar terdampar....
Terdampar di pantai hati yang putih....yang indah....dengan hamparan pasir yang berkilau diterpa matahari senja....
Senyuman termanis yang tulus namun ada ragu kecil seakan tak percaya akan keberadaan perahu kertas yang terdampar di pantai hatinya....

Aku hanya dapat menatapnya dalam kediaman dalam kesunyian menyirat harap dan ribuan doa
Tak mudah mengarungi keluasan samudera hati risaunya
Tak mudah jika dia tak berada dalam perahu ku dan menjadi nahkodanya....
Tapi tak mudah juga buat aku berlayar sendiri tanpa ada imamku disana

Menunggu aku dalam perahu kertas ku yang terdampar di pantai hatinya...
Terus saja di antara pasir dan batu karang pemecah ombak
Terus menapakinya....terus melihatnya...terus mengenalnya....terus menyusuri pantai hatinya... terus saja sampai dia melihat pada perahu kertas ku...

Aku tak bisa pergi mana mana Aku tak akan pergi kemana mana untuk meninggalkan keindahan pantai hati ini
Aku tak akan kemana mana sampai nahkodaku bersedia menaikinya dan berlayar bersamaku di samuderanya....
Dengan tulus ikhlas dari kedalaman hati putihnya yang berkilau diterpa sinar matahari senja....

Perjalanan ku....akan aku teruskan hanya bersamanya....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar